Rabu, 29 Agustus 2012

KESEDERHANAAN, KEPEKAAN SOSIAL DAN KEPEDULIAN

Oleh : Farid Ulinnuha
( Ketua Ansor ranting Tamanayu )

Akhir-akhir ini kita sering mendengar anjuran untuk berprilaku hemat dalam segala hal. Anjuran itu tidak hanya datang dari pemerintah dengan programnya hemat energi, namun anjuran hemat juga sering didengungkan oleh beberapa iklan sebuah produk agar kita memilih barang yang lebih hemat. Jika kita renungkan lebih dalam, istilah hemat lebih mengarah pada pola hidup sederhana. Kita tentu tidak ingin anjuran itu hanya menjadi slogan saja, tetapi betul-betul hidup sederhana tanpa berlebih-lebihan materi, ucapan dan perbuatan serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh semua lapisan masyarakat tanpa memandang status sosialnya.

    Konsep hidup sederhana, Rosululloh mengajarkan kepada umatnya agar jangan makan dan minum terlalu kenyang. Jangan berpakaian berlebih-lebihan, bahkan dianjurkan untuk memberikan kelebihan kita pada hari ini kepada mereka yang membutuhkan. Dari konsep tersebut bisa disimpulkan bahwa perilaku hemat atau pola hidup sederhana merupakan manifestasi iman seorang muslim.
Pola hidup sederhana akan menumbuh kembangkan rasa solidaritas serta kepekaan sosial dalam diri kita untuk lebih peduli kepada sesama. Kita harus ingat mungkin diantara warga Ansor ada yang masih sulit perekonomiannya dan masih berpenghasilan rendah, dengan pola hidup sederhana mungkin kita bisa saling membantu dengan kelebihan kita hari ini. Pola hidup yang demikian akan memperkokoh persatuan dan meningkatkan kesadaran akan kebersamaan.

Namun tentunya sebagai warga dari sebuah organisasi yang cerdas kita dapat memberikan bantuan secara tepat, sehingga bagi orang yang kita bantu dapat pula digunakan secara tepat dan "positif". Artinya bantuan tersebut bisa di "gerakkan" secara terus-menerus yang akhirnya bisa mengangkat perekonomian secara sedikit demi sedikit. Sebab bentuk bantuan yang bersifat "membodohi" akan menjadikan orang yang kita bantu hidup dalam "ke-enjoy-an" yang sesaat, dan akhirnya akan kembali lagi pada kehidupan semula.

Jika kita melihat realita sekarang ini, mungkin hanya rakyat pedesaan dan orang-orang yang hidup dipinggiran kota sajalah yang mempraktekkan pola hidup sederhana. Mereka yang berkecukupan belum sepenuhnya menerapkan pola hidup sederhana, tapi justru malah terkesan memperlihatkan kemewahan. 
   

   

    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar