Jumat, 17 Mei 2013

GP Ansor Kawal Kebhinekaan Indonesia

Dalam perjalanan sejarah Indonesia, Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) berdiri di depan dalam menjaga kesatuan Indonesia. Secara konkret, GP Ansor membuktikan komitmennya terhadap kebhinekaan Indonesia.

Demikian disampaikan penyanyi Edo Kondologit saat ditemui NU Online usai acara Festival Budaya Pesantren yang menjadi awal peringatan harlah ke-79 GP Ansor di ruang pertemuan Gedung Balai Kartini Kavling 37, Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Sabtu (20/4) malam.

“Kami dari organisasi Taruna Merah Putih, sudah sering kali menjalin kerja sama dengan GP Ansor. Kami sering berdiskusi terkait kebangsaan, kepemudaan, kebhinekaan, merah putih, keindonesiaan,” kata Edo Kondologit.

Saya pun, lanjut Edo, datang pada saat harlah GP Ansor tahun lalu di Stadion Manahan Solo. Ideologi kita sama perihal kebangsaan. Kita dan GP Ansor sama menjunjung tinggi kebangsaan yang beragam.

Kita boleh berbeda secara agama, suku, dan bahasa. Namun kita tidak bisa dipisahkan sebagai anak bangsa Indonesia. Indonesia lah yang mendorong kuat kehadiran saya dalam festival ini. Dengan Indonesia, saya dan GP Ansor sudah seperti saudara, tandas Edo.

Dalam Festival Budaya Pesantren, Edo Kondologit membawakan lagu “Di Bawah Tiang Bendera” karya Franky Sahilatua.

Sedangkan seniman monolog Butet Kertaradjasa dalam pementasannya mengingatkan sedikitnya 1500 kader GP Ansor kepada sosok Riyanto. “Bagi saya, Riyanto itu muslim sejati,” kata Butet di atas panggung disambut tepuk tangan hadirin.

Riyanto merupakan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang meninggal akibat ledakan bom saat menjaga malam Natal di Gereja Eben Haezer, Mojokerto, Jawa Timur, tahun 2000 silam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar