Kebiasaan yang kokoh terpatri di kalangan NU adalah bahwa orang NU tidak
boleh meminta jabatan. Itulah sebanya tidak kita temukan gambar-gambar
tokoh NU yang menyatakan terus terang maju dalam pemilihan ketua dalam
konferensi NU Jawa Timur.
“Ini berbeda dengan
perebutan jabatan-jabatan di tempat lain, misalnya Pilbup atau Pemilu
legislatif,” tukas Ketua PWNU Jawa Timur, KH. Mutawakkil Alallah di
arena Konferwil NU Jawa Timur di Pesantren Bumi Shalawat Kompleks SMP
Progresif, Lebo Sudoarjo, Jumat (31/5).
Menurut Kiai
Mutawakkil, sebagai sebuah organisasi keagamaan, NU memiliki ciri khas
tersendiri dalam seleksi dan suksesi kepemimpinan. Kepemimpinan yang
dihasilkan NU dari proses seperti itulah yang merupakan salah satu
faktor yang menjadikan NU besar. Dijelaksannya, NU itu didirikan oleh
para ulama, dipimpin oleh para ulama dan ownernya juga ulama.
Pengasuh
pesantren Genggong, Probolinggo itu menambahkan, selain karena ownernya
ulama, yang membut NU eksis adalah karena sendi-sendi ajaran NU bisa
diterima oleh semua pihak, yaitu tawassuth, tasamuh, tawazun dan
i’tidal. “Ini juga ciri khas ajaran NU,” urainya.
Seperti
diwartakan, Kiai Mutawakkil sendiri merupakan salah seorang yang
digadang kembali sebagai calon Ketua PWNU Jawa Timur dalam Konferwil
kali ini.
Kandidat Ketua PWNU Jawa Timur lainnya, KH Saiful
Chalim menegaksan pentingnya semua pihak menjaga kesakralan Konferwil
dengan tidak memakai cara-cara yang tidak terpuji
Saat berbincang dengan NU Online
di sela-sela Konferwil, Gus Saiful Chalim mengatakan, siapapun yang
terpilih sebagai ketua dengan politik uang misalnya, ia nanti akan
tersandera oleh perilakunya sendiri.
Lebih dari itu, katanya,
tindakan tersebut berarti mengajari cabang-cabang NU untuk berbuat
demikian juga. “Tidak hanya itu, dia juga berarti tidak menghargai jerih
payah pendiri NU,” kata cucu KH Ridwan, sang kiai pembuat lambang NU
itu.
Di tempat yang sama, kandidat lain, KH. Abdullah Syamsul
Arifin melontarkan gagasan agar digelar debat antar kandidat.
Menurutnya, hal tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana visi
masing-masing kandidat tentan NU kedepan dan visi ke-Aswaja-annya. “Tapi
istilahnya bukan debat. Tapi penyampaian visi lalu diikuti dengan
dialog dengan audien,” tukasnya seraya menjelaskan bahwa dirinya belum
pantas menjadi Ketua PWNU Jawa Timur.
Sesuai dengan jadwal yang
dirilis panitia, agenda pemiliha ketua akan dilaksanakan Ahad (2/6)
siang ini pukul 13.00 WIB. Namun mengingat padatnya acara diperkirakan
jadwal pemilihan mundur sampai malam hari nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar