Minggu, 02 Juni 2013

Orang NU Tak Biasa Berebut Jabatan

Kebiasaan yang kokoh terpatri di kalangan NU adalah bahwa orang NU tidak boleh meminta jabatan. Itulah sebanya tidak kita temukan gambar-gambar tokoh NU yang menyatakan terus terang maju dalam pemilihan ketua dalam konferensi NU Jawa Timur.

“Ini berbeda dengan perebutan jabatan-jabatan di tempat lain, misalnya Pilbup atau Pemilu legislatif,” tukas Ketua PWNU Jawa Timur, KH. Mutawakkil Alallah di arena Konferwil NU Jawa Timur di Pesantren Bumi Shalawat Kompleks SMP Progresif, Lebo Sudoarjo, Jumat (31/5).

Menurut Kiai Mutawakkil, sebagai sebuah organisasi keagamaan, NU memiliki ciri khas tersendiri dalam seleksi dan suksesi kepemimpinan. Kepemimpinan yang dihasilkan NU dari proses seperti itulah yang merupakan salah satu faktor yang menjadikan NU besar. Dijelaksannya, NU itu didirikan oleh para ulama, dipimpin oleh para ulama dan ownernya juga ulama.

Pengasuh pesantren Genggong, Probolinggo itu menambahkan, selain karena ownernya ulama, yang membut NU eksis adalah karena sendi-sendi ajaran NU  bisa diterima oleh semua pihak,  yaitu tawassuth, tasamuh, tawazun  dan i’tidal. “Ini juga ciri khas ajaran NU,” urainya.

Seperti diwartakan, Kiai Mutawakkil sendiri merupakan salah seorang yang digadang kembali sebagai calon Ketua PWNU Jawa Timur dalam Konferwil kali ini.

Kandidat Ketua PWNU Jawa Timur lainnya, KH Saiful Chalim menegaksan pentingnya semua pihak menjaga kesakralan Konferwil dengan tidak memakai cara-cara yang tidak terpuji

Saat berbincang dengan NU Online di sela-sela Konferwil, Gus Saiful Chalim mengatakan, siapapun yang terpilih sebagai ketua dengan politik uang misalnya, ia nanti  akan tersandera oleh perilakunya sendiri.

Lebih dari itu, katanya, tindakan tersebut berarti mengajari cabang-cabang NU untuk berbuat demikian juga. “Tidak hanya itu, dia juga berarti tidak menghargai jerih payah pendiri NU,” kata cucu KH Ridwan, sang kiai pembuat lambang NU itu.

Di tempat yang sama, kandidat lain, KH. Abdullah Syamsul Arifin melontarkan gagasan agar digelar debat antar kandidat. Menurutnya, hal tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana visi masing-masing kandidat tentan NU kedepan dan visi ke-Aswaja-annya. “Tapi istilahnya bukan debat. Tapi penyampaian visi lalu diikuti dengan dialog dengan audien,” tukasnya seraya menjelaskan bahwa dirinya belum pantas menjadi Ketua PWNU Jawa Timur.

Sesuai dengan jadwal yang dirilis panitia, agenda pemiliha ketua akan dilaksanakan Ahad (2/6) siang ini pukul 13.00 WIB. Namun mengingat padatnya acara diperkirakan jadwal pemilihan mundur sampai malam hari nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar